Primetimenews-Gelombang besar investasi dan perhatian terhadap pasar kendaraan listrik Indonesia semakin menguat.
Dengan lebih dari 150 juta kendaraan yang aktif di jalanan, Indonesia kini menjadi magnet baru bagi perusahaan dan investor kendaraan listrik global.
Menanggapi tren tersebut, perusahaan kendaraan listrik asal Bandung, Jawa Barat, EV-READY, turut ambil bagian dalam peta persaingan global. Perusahaan ini dikenal fokus pada kendaraan listrik berskala besar, seperti Metro Kapsul (LRT mini) dan program konversi motor listrik.
Pada 23 April lalu di Abu Dhabi, Raine Renaldi, President EV-READY sekaligus Ketua Asosiasi Provider Smart City Indonesia (APSCI), menjadi pembicara utama dalam sebuah forum internasional yang dihadiri ribuan pelaku industri dari berbagai negara.
Dalam panel diskusi tersebut, Raine memaparkan perkembangan pesat program Smart City di Indonesia, yang saat ini telah menarik perhatian lebih dari 100 kota di tanah air.
“Saat ini saya mendapat data bahwa sudah lebih dari 100 kota di Indonesia yang telah mengajukan proposal smart city ke beberapa kementerian terkait. Sebagai Ketua APSCI, saya merasa program ini perlu terus didorong,” ujar Raine.
Lebih jauh, Raine menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam program Kota Pintar bukan sekadar formalitas jabatan, melainkan peran aktif dalam menyelesaikan persoalan perkotaan.
Salah satunya adalah mendorong Metro Kapsul sebagai transportasi publik di Bandung dan Makassar, serta memperluas program konversi motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik.
“Jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai 129 juta unit. Jika sebagian besar bisa dikonversi ke listrik, maka dampaknya terhadap pengurangan polusi akan sangat signifikan,” tegasnya.
Namun menariknya, menurut Raine, Metro Kapsul justru mendapat sambutan lebih hangat dari pasar Timur Tengah dibandingkan dalam negeri.
Di Abu Dhabi, ia bahkan melihat kendaraan serupa dengan nama Railbus yang menggunakan sistem jalur layang seperti Metro Kapsul.
“Ini seperti kembaran Metro Kapsul, mulai dari cara kerja hingga dimensi. Ini menandakan bahwa pasar Timur Tengah siap menyambut jenis transportasi publik baru ini,” jelas Raine.
Dalam sesi wawancaranya dengan UAE Broadcasting Hub, Raine mengungkapkan antusiasme para investor terhadap peluang kerja sama dengan Indonesia, terutama setelah forum selesai.
Bahkan, pihak dari Saudi Arabia dan UAE telah menghubungi melalui Prof. Muljo Widodo untuk menjajaki peluang membawa Metro Kapsul ke kawasan mereka.
Sayangnya, Raine menyayangkan minimnya dukungan pemerintah Indonesia terhadap produk inovatif dalam negeri. Ia menilai, dukungan setengah hati bisa menjadi penghambat kemajuan teknologi nasional.
“Produk seperti Metro Kapsul bisa jadi kebanggaan Indonesia dalam bidang teknologi transportasi. Sayangnya, perhatian pemerintah dan pasar domestik belum sebanding dengan potensi yang ada,” pungkasnya.
Raine berharap, pemerintah mulai memberikan ruang lebih besar bagi pelaku industri teknologi dan transportasi lokal.
“Indonesia tidak kekurangan orang pintar. Yang kurang hanyalah kesempatan.”pungkasnya