Don't Show Again Yes, I would!

Miliki daya tarik masing masing, Paslon ini yang berpotensi menang

Primetimenews 27 November 2024 nanti, masyarakat Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan menentukan pilihan pada salah satu dari 5 pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029.

Pengamat Politik Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) Arlan Sidha menilai, Pilkada KBB 2024 menarik untuk disimak. Pasalnya, terdapat 5 paslon yang salah satunya berasal dari Independen. Menariknya lagi, 3 paslon mengusung kalangan artis untuk menggaet pemilih.

5 paslon ini adalah Didik Agus Triwiyono-Gilang Dirga dengan nomor 1, Jeje Ritchie Ismail-Asep Ismail nomor 2, Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat nomor 3, Edi Rusyandi-Unjang Asari di nomor 4 serta paslon independen Sundaya-Asep Ilyas.

Kelima paslon ini memiliki daya tarik tersendiri sehingga diprediksi tidak akan ada pemenang yang mampu meraih 50 persen suara, pemenang diyakini hanya akan meraup 30 persen lebih jika melihat sebaran konstituen.

“Sebenarnya pilkada KBB cukup menarik karena 5 paslon dengan 1 independen dan mereka memiliki kapasitas dan kapabilitas yang bisa dikatakan unggul artinya memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kemudian luas wilayah cukup besar sehingga menghasilkan strategi kampanye yang beragam, saya memprediksi tidak ada yang bisa menang 50 persen,”kata Arlan, Minggu 24 November 2024.

Baca Juga :  Kakanwil Lantik 4 Pejabat Administrator Kemenag Jabar

Arlan memaparkan, plus minus kelima paslon dapat dilihat dari tahapan kampanye dan latar belakang figur itu sendiri. Paslon nomor 1 Didik-Gilang memiliki keunggulan disokong mesin partai dan sosok artis yang memmiliki keterampilan public speaking sehingga penyampaian program lebih bisa diterima masyarakat.

Sementara paslon nomor 2 Jeje Ritcie-Asep Ismail, Arlan menilai dengan diusung PAN dan Gerindra memberi efek domino dari pamor Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang kini menjabat Presiden RI.

Selain itu, Jeje yang juga adik ipar artis top Raffi Ahmad juga diuntungkan dengan sokongan dukungan dari kalangan artis, strategi kampanye merata dan logistik yang kuat.

“Selain modal popularitas dimiliki Jeje sebagai artis, paslon nomor 2 ini endorsement nya luar biasa, didukung kalangan artis dan gerakan kampanyenya tersebar secara masive. Kemudian dengan diusung Gerindra endorsment pak Prabowo memberi banyak andil pada naiknya popularitas dan elektabilitas Jeje Ritcie-Asep Ismail. Kita lihat kampanye terbuka menghadirkan konser Dewa 19, bagi calon lain berpikir dua kali untuk melakukan itu. Artinya paslon ini punya power dan logistik kuat,” terangnya.

Baca Juga :  Semangat Pers Nasional 2025: Wartawan Kompak Menggunakan Batik dalam Upacara

Catatan Arlan, paslon nomor 2 ini harus bisa mengejewantahkan program Prabowo ke KBB, hal ini akan menarik minat masyarakat untuk memilih Jeje Ritcie-Asep Ismail karena prioritas program pusat linear ke daerah, apalagi pak prabowo yang sebagai ketum gerindra lebih mudah memberikan perhatian dalam meneruskan bantuan atau program salah satunya paslon nomor dua yang diusung oleh partai gerindra.

” Endorsement partai dengan figur pak Prabowo memberi keuntungan jika Jeje bisa memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa jika mereka terpilih mampu menjadikan program di KBB menjadi prioritas pemerintah pusat,”tandasnya.

Paslon nomor 3 Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat memiliki keuntungan sebagai petahana, namun sayangnya tidak nampak sosok Hengki sebagai orang yang pernah menjabat Wakil Bupati dan kemudian Bupati tidak bisa mengeksplorasi kerja politik selama menjabat.

“Sebagai petahana seolah tidak memiliki prestasi karena masih mengusung program lama, tidak ada terobosan baru. Meski sebagai artis yang lebih dulu masuk ke KBB Hengki dengan loyalisnya masih terjaga, namun dalam pilkada ini belum aman, karena itu ada pendatang baru yang notabene mampu menyainginya,”sebut dia.

Baca Juga :  Kementerian Pertahanan dan Kejaksaan Agung Pimpin Satgas Kelapa Sawit untuk Tindak Pelanggaran

Untuk nomor 4 Edi Rusyandi-Unjang As’ari, Arlan memandang meski didukung Partai Golkar dan PKB latar belakang santri-aktivis ini belum bisa mendobrak popularitas dan elektabilitas paslon. Program unggulan yang disodorkan kepada masyarakat masih terbilang normatif, sehingga tidak memantik kekuatan dari luar koalisi partai.

“Paslon nomor 4 ini mengandalkan kekuatan internal saja, program unggulan juga normatif sehingga tidak bisa mendobrak potensi dukungan dari luar. Sementara paslon lain memiliki modal popularitas seperti artis,”katanya.

Bagi paslon nomor 5 Sundaya-Asep Ilyas, lanjut Arlan, kolaborasi mantan legislatif dan eksekutif ini memunculkan program unggulan yang spesifik memberikan solusi permasalahan di KBB. Namun, dengan berangkat dari independen tanpa gerbong koalisi partai politik dirasa berat untuk menggaet simpati masyarakat.

“Dari program unggulan yang ditawarkan cukup memberi gambaran jelas kepada masyarakat, namun di Pilkada ini partai politik masih menjadi kekuatan inti untuk mendulang suara dengan sudah terkavlingnya konstituen parpol di setiap wilayah, sehingga kecenderungan orang memilih independen sangat sulit,”jelas dia.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *