Don't Show Again Yes, I would!

Strategi Perpustakaan Rakyat Desacotta: Mendekatkan Buku ke Anak-anak Melalui Program

primetimenews – 4 Mei 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi Desa Mekarmanik, Sindanglaya, Kabupaten Bandung. Di hari itu, sebuah perpustakaan kecil untuk anak usia sekolah resmi dibuka. Dihadiri oleh lebih dari 100 anak-anak dan warga sekitar, acara tersebut diramaikan oleh pembawaan dongeng oleh komunitas Teman Tubaba, bazaar pakaian, lomba mewarnai, serta menari dan bernyanyi bersama.

Diberi nama Perpustakaan Rakyat Desacotta, pendirian perpustakaan ini terjadi atas inisiatif dan modal pribadi dari pengelola. Perpustakaan ini bersifat murni nirlaba, dan buku-buku yang ada berasal dari koleksi pribadi serta sumbangan dari keluarga, teman, dan kerabat. Harapannya, inisiatif ini dapat memperluas akses terhadap sumber pengetahuan, ruang belajar yang inklusif, dan wadah pengembangan potensi warga desa usia sekolah. Sebagai komitmen jangka panjang, upaya untuk membawa buku dan budaya membaca lebih dekat kepada masyarakat, baik secara harfiah maupun konotatif, dapat berkontribusi dalam peningkatan literasi, penguatan budaya belajar mandiri dan rasa ingin tahu, serta menyediakan ruang yang aman dan mendukung bagi anak-anak dan remaja. Selain sebagai tempat membaca buku, Perpustakaan Rakyat Desacotta juga dirancang sebagai pusat aktivitas edukatif, kreatif, dan sosial. Sesuai namanya, perpustakaan ini ditujukan untuk seluruh rakyat, di desa dan di kota.

Baca Juga :  Wujud Nyata Implementasi Prinsip SDGs; KAI Divre II Sumbar Apresiasi Petugas Kebersihan Stasiun yang Selamatkan Nyawa ODGJ

Kafi Khaibar, sebagai inisiator utama berdirinya Perpustakaan Rakyat Desacotta, yang juga seorang dokter, penulis, dan aktivis lingkungan dan isu kota, menyampaikan pentingnya “mengangkut” buku-buku berkualitas agar secara fisik lebih dekat dengan pembacanya. Akses adalah faktor yang sangat penting dalam membangun literasi, yang nantinya menjadi pondasi penting untuk pembangunan manusia dan masyarakat yang tangguh.

“Dari kecil saya tidak pernah kehabisan buku untuk dibaca. Saya cuma ingin semua yang datang ke sini merasakan hal yang sama. Merasakan serunya tenggelam di dalam sebuah buku di sore hari sambil tidur-tiduran di karpet. Kesannya banal, tapi itulah yang menjadi awal pengenalan saya terhadap berbagai ilmu dan cerita yang menjadi tonggak hidup saya sekarang,” ujarnya.

Perpustakaan ini dilengkapi dengan lebih dari 900 koleksi buku cetak dari berbagai kategori, dari literatur anak, karya sastra dan nonfiksi, hingga buku-buku keterampilan praktis, baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Tim perpustakaan terdiri atas Nila Oktaviany dan Lian Lubis selaku pemilik Desacotta, Khanza Amira dan Aya Sadariskar sebagai kurator, serta keluarga dan kerabat yang membantu mewujudkan berdirinya perpustakaan. Tersedia juga ruang baca terbuka, alat menggambar dan mewarnai, serta alat musik dan internet. Kedepannya, direncanakan akan ada kegiatan rutin yang akan difokuskan pada literasi, kreativitas, dan pengembangan karakter anak usia sekolah. Perpustakaan Rakyat Desacotta terletak di Desa Mekarmanik, Sindanglaya, Kabupaten Bandung. Perpustakaan ini buka setiap hari dan dapat diakses secara gratis oleh semua pengunjung.

Baca Juga :  Momen Berkah Ramadan: Pelatihan Jurnalistik oleh IJTI untuk Para Santri Bandung
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *